Industri minyak kelapa crude diharapkan akan terus berkembang sesuai konteks jaman. Banyak pihak berupaya meningkatkan angka produksi dan ekspor melalui perluasan area perkebunan di sejumlah wilayah. Dengan demikian, para petani dan perusahaan bisa menjalin kerjasama untuk meningkatkan nilai-nilai keuntungan.
Dibandingkan dengan kelapa sawit, kelapa crude memang masih memiliki selisih panjang dalam beberapa hal. Kita bisa mengamati itu berdasarkan data yang dilansir dari Indonesian Palm Oil Producers Association (Gapki) & Indonesian Ministry of Agriculture. Menurut data tersebut, produksi jutaan ton kelapa sawit diekspor ke beberapa negara seperti China, Malaysia, Belanda, Singapura, India, dan Malaysia. Angka-angka tersebut terus mengalami peningkatan semenjak 2008. Berkembang selama beberapa tahun sampai saat ini. Dengan kata lain, industri ini menjadi kunci bagi perekonomian Indonesia. Lalu, bagaimana dengan minyak kelapa mentah?
Logikanya, minyak kelapa bisa menjadi salah satu aset terbaik yang didayagunakan di sepanjang wilayah Indonesia. Bandingkan saja dengan perkebunan kelapa sawit yang cenderung dikelola di Sumatra dan Kalimantan. Negara terus melakukan investasi di produk perkebunan tersebut dengan peningkatan target. Jika perusahaan mengambil terobosan untuk produksi minyak kelapa crude berkualitas, akan didapatkan keuntungan dalam skala besar. Lagipula, banyak produk varian yang memiliki nilai jual tinggi.
Sebagai konsekuensi dari perekonomian global, minyak kelapa akan didorong sebagai produk berkualitas tinggi, yang sekalius menjadi komoditas ekspor terbaik. Oleh sebab itu, perusahaan akan mematok target produksi dan ekspor yang lebih tinggi. Bagaimanapun, patokan target tersebut diupayakan untuk menambah pendapatan negara. Dan prioritas utama dari peningkatan angka produksi minyak kelapa ialah kualitas premium dengan sasaran pemasaran yang lebih luas.