News

02/03/2020

Share :

Mengolah minyak mentah menjadi berbagai produk merupakan industri yang berkembang di Indonesia. Salah satu produk yang dihasilkan dari proses olahan minyak mentah adalah minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO). Minyak kelapa sawit termasuk sebagai komoditas andalan Indonesia yang diminati dunia. CPO asal Indonesia kerap digunakan sebagai bahan baku berbagai produk turunan.

Proses Mengolah Minyak Mentah

Selain minyak goreng, minyak kelapa sawit juga dijadikan bahan baku untuk shampoo, pasta gigi, mentaga, hingga krimmer kopi. Nah, kali ini kita akan membahas bagaimana proses minyak mentah diolah sampai menjadi CPO.

Sebelum membahas lebih jauh, mari kita tengok kenapa tanaman kelapa sawit sangat diminati di Indonesia. Alasan utamanya adalah minyak kelapa sawit lebih mudah diproduksi dan memiliki masa produktif hingga 30 tahun.

Dengan masa produktif selama itu, tentu saja industri kelapa sawit akan berkembang pesat di Indonesia. Sebelum diproduksi menjadi produk jadi, kelapa sawit akan dipilih benihnya. Hanya benih berkualitas lah yang akan disemai untuk mendapatkan perawatan intensif.

Pembenihan kelapa sawit memakan waktu hingga delapan bulan setelah ditanam. Benih yang sudah mulai tumbuh daun sejatinya akan dipintahkan ke areal kebun. Setelah 30 bulan, pohon kelapa sawit dianggap matang dan siap untuk dipanen. Proses panen yang dilakukan oleh industri sawit biasanya dilakukan setiap 7 sampai 10 hari.

Mengumpulkan TBS

Buah kelapa sawit biasa disebut sebagai Tandan Buah Segar (TBS). TBS yang sudah siap panen diketahui dari warnanya yang merah cerah. Selain itu, TBS yang siap dipanen biasanya terlihat dari 10 atau 15 buah yang jatuh ke tanah. Buah yang jatuh tersebut menandakan bahwa TBS telah matang.

TBS yang dipanen kemudian akan dikumpulkan dan diangkut menggunakan truk. TBS tersebut kemudian akan dimasukkan ke ruang khusus guna disterilkan melalui proses penguapan. Pada proses ini, TBS akan diuapi dengan uap bersuhu tinggi agar terlepas dari tandannya. Proses penguapan ini juga dilakukan untuk mematikan enzim atau parasite tertentu yang dapat menyebabkan pembusukan TBS.

Tandan yang terlepas kemudian akan digunakan kembali. Serat pada tandang sawit bisa dijual kembali kepada industri lain. Serat pada tandan ini kerap digunakan untuk membuat kasur atau bantalan kursi mobil. Sedangkan, tandan buah kosong yang tersisa akan dikembalikan ke tanah kebun untuk dijadikan pupuk.

Proses Pengolahan Minyak Sawit

TBS yang sudah terlepas dari tandan kemudian diolah menjadi dua produk utama, yaitu CPO atau minyak sawit mentah yang berasal dari ekstraksi mesocarp (daging buah), dan minyak inti sawit atau PKO yang berasal dari biji keras di bagian tengah TBS.

CPO menjadi prioritas utama dalam proses minyak mentah. Untuk menghasilkan CPO, daging buah yang sudah terlepas dari tandan tadi kemudian ditekan atau di-press menggunakan alat khusus. Daging buah yang di-press itu kemudian akan mengeluarkan minyak.

Minyak yang dihasilkan dari proses ini kemudian disimpan pada container untuk disaring kembali. Proses penyaringan disebut juga sebagai pemurnian. Tujuannya, untuk menghilangkan sisa kotoran dan kontaminan yang mungkin mengendap pada minyak sawit.

CPO yang sudah jernih akan dialirkan ke pabrik pengolahan untuk diproses menjadi berbagai produk turunan, seperti minyak goreng, krim dan margarin, oleokimia atau bahan baku pembuatan deterjen dan pelumas, biodiesel atau bahan bakar pengganti solar, hingga asam laurat yang digunakan sebagai bahan pembuat kosmetik dan sabun.

Produksi Minyak Sawit yang Berkelanjutan

Proses minyak mentah menjadi produk jadi itu masih menyisakan cake atau Bungkil Inti Sawit (BIS). BIS yang tertinggal di mesin pemerasan tersebut akan diolah menggunakan mesin depericarper untuk memisahkan serat mesocarp dari bijinya.

Serat mesocarp yang sudah dipisahkan tersebut diguanakan kembali sebagai biofuel atau bahan bakar ramah lingkungan. Bahan bakar ini digunakan untuk menyalakan boiler di pabrik pengolah kelapa sawit. Boiler adalah alat penghasil uap yang digunakan untuk menggerakkan turbin yang memberi daya listrik pada pabrik.

Sementara biji yang terpisah dari serat juga masih bisa digunakan. Biji atau kernel ini kemudian dipecahkan dan dipisah dari cangkangnya. Cangkang yang terpisah itu kemudian digunakan sebagai bahan bakar hayati, sementara kernel akan dihancurkan untuk membuat minyak inti sawit (PKO) dan Palm Kernel Expeller (PKE).

PKO yang masih mentah akan dimurnikan sebelum digunakan sebagia bahan baku makanan. PKO kerap digunakan sebagai bahan membuat krim non-susu dan produk es krim. Sementara sisa produksi PKO tersebut akan menghasilkan PKE yang bisa digunakan untuk membuat pakan ternak.

⚫️ Proses Daur Ulang Sisa Produksi

Seluruh rangkaian proses minyak mentah menjadi produk turunan tersbut akan menghasilkan limbah yang disebut Palm Oil Mill Effluent (POME). Limbah ini bisa didaur ulang menjadi pukuk atau bahan bakar biodigester.

Pada parbrik pengolahan sawit, setiap limbah akan dimanfaatkan kembali. Biodigester digunakan sebagai alat pengurai limbah organik menjadi biogas. Gas metana yang dihasilkan dari biogas tersebut dapat digunakan untuk menunjang produksi, misalnya untuk menyalakan turbin atau penerangan pada pabrik. Biogas bahkan masih cukup digunakan untuk menyediakan kebutuhan listrik bagi masyarakat di sekitar pabrik.

⚫️ Pengolahan Green Fuel

Tak hanya digunakan sebagai bahan pangan, CPO juga dikembangkan menjadi bahan baku Green Fuel. Green Fuel yang dimaksud antara lain Green Gasoline atau bahan bakar ramah lingkugnan dan Green LPG. Penggunaan CPO sebagia Green Fuel dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil seperti solar impor.

Pertamina sendiri telah mengembangkan fasilitas pengolahan Green Fuel berkapasitas 20 MBSD (ribu barel steam per hari) di Indonesia. CPO yang diolah menjadi Green Fuel adalah minyak sawit mentah yang telah dibersihkan getah serta residunya dan baunya. CPO ini dikenal sebagai Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO).

RBDPO ini lah yang kemudian dicampurkan dengan bahan bakar fosil. Pengolahan ini menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan yang hemat dan mengurangi konsumsi bahan bakar fosil impor. Proses ini menghasilkan Green Gasoline dengan octane 90 sebanyak 64.500 kilo liter per bulan, dan Green LPG sebanyak 11.000 ton per bulan.

⚫️ Proses Daur Ulang Sisa Produksi

Seluruh rangkaian proses minyak mentah menjadi produk turunan tersbut akan menghasilkan limbah yang disebut Palm Oil Mill Effluent (POME). Limbah ini bisa didaur ulang menjadi pukuk atau bahan bakar biodigester.

Pada parbrik pengolahan sawit, setiap limbah akan dimanfaatkan kembali. Biodigester digunakan sebagai alat pengurai limbah organik menjadi biogas. Gas metana yang dihasilkan dari biogas tersebut dapat digunakan untuk menunjang produksi, misalnya untuk menyalakan turbin atau penerangan pada pabrik. Biogas bahkan masih cukup digunakan untuk menyediakan kebutuhan listrik bagi masyarakat di sekitar pabrik.

⚫️ Pengolahan Green Fuel

Tak hanya digunakan sebagai bahan pangan, CPO juga dikembangkan menjadi bahan baku Green Fuel. Green Fuel yang dimaksud antara lain Green Gasoline atau bahan bakar ramah lingkugnan dan Green LPG. Penggunaan CPO sebagia Green Fuel dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil seperti solar impor.

Pertamina sendiri telah mengembangkan fasilitas pengolahan Green Fuel berkapasitas 20 MBSD (ribu barel steam per hari) di Indonesia. CPO yang diolah menjadi Green Fuel adalah minyak sawit mentah yang telah dibersihkan getah serta residunya dan baunya. CPO ini dikenal sebagai Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO).

RBDPO ini lah yang kemudian dicampurkan dengan bahan bakar fosil. Pengolahan ini menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan yang hemat dan mengurangi konsumsi bahan bakar fosil impor. Proses ini menghasilkan Green Gasoline dengan octane 90 sebanyak 64.500 kilo liter per bulan, dan Green LPG sebanyak 11.000 ton per bulan.

✔️ Kesimpulan

Dari pemaparan ini, tentu kita mengetahui betapa Indonesia memiliki potensi luar biasa dari proses minyak mentah sawit. Industri minyak sawit di Indonesia ternyata dijalankan dengan standar mutu tinggi dan mengutamakan sistem yang ramah lingkungan.

Itu lah mengapa, anggapan tentang industri sawit yang merusak lingkungan itu tidak sepenuhnya benar. Jika dikelola secara profesional dan cermat, kelapa sawit dapat memberi segudang manfaat untuk memajukan perekonomian negara.

Salah satu pabrik pengolah minyak kopra berkualitas adalah PT. Sari Mas Permai. Perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan minyak kelapa berkualitas tinggi ini telah memproduksi minyak goreng sejak tahun 1978.

Ditunjang dengan fasilitas dan peralatan canggih, PT. Sari Mas Permai juga telah memproduksi minyak goreng kelapa sejak tahun 2000 an silam. Produk dari PT. Sari Mas Permai bahkan sudah diekspor ke berbagai negara di dunia.

Hingga kini, perusahaan yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur ini sudah mengekspor ke 26 negara di Asia Pasifik, Timur Tengah, Afrika bahkan Eropa dan Amerika Serikat. Dengan pengalaman lebih dari 33 tahun, PT. Sari Mas Permai berkomitmen untuk menyediakan produk minyak berkualitas, sehat dan berkualitas tinggi. Didukung oleh praktik manufaktur yang ketat, setiap produknya dibuat dari bahan baku premium demi menghasilkan minyak goreng sehat terbaik.

Berita Terkait

butuh bahan baku kelapa terbaik?