Sampai tahun 1950-an, peneliti mulai menunjukkan manfaat kesehatan dari minyak kelapa. Selama bertahun-tahun, minyak ini dianggap bagus dengan banyak kegunaan gizi. Jadi, bagaimana minyak kelapa dapat menjadi penjahat penyumbat pembuluh darah yang dipandang rendah? Semua ini terjadi gara-gara asosiasi kedelai Amerika atau American Soybean Association (ASA). Hal ini berawal pada pertengahan 1980-an. Saat itu, media dihebohkan dengan peringatan kepada masyarakat mengenai ancaman kesehatan yang baru ditemukan, yaitu minyak tropis.
Mereka menuduh bahwa minyak kelapa merupakan lemak jenuh dan akan menyebabkan penyakit jantung. Ke mana pun Anda berpaling, setiap produk yang mengandung minyak kelapa atau sawit dikritik sebagai “tidak menyehatkan”. Menanggapi respons publik yang tampak berlebihan, pengusaha bioskop mulai memasak berondong dengan minyak kedelai; produsen makanan mulai mengganti minyak tropis yang telah mereka gunakan selam bertahun-tahun dengan minyak kedelai, restoran berhenti menggunakan minyak tropis dan lebih rnemilih minyak kedelai serta minyak nabati lainnya. Pada awal 1990-an, pasar minyak tropis telah berkurang menjadi hanya sebagian kecil dari sebelumnya. Pemicu sorotan media ini (ASA) menyatakan kemenangan dalam perjuangannya melawan minyak tropis.
Sayangnya, perang minyak ini membuat semua pria, wanita, dan anak di Amerika (serta negara lain) menjadi korban. Tragisnya, minyak yang menggantikan minyak kelapa dan minyak sawit adalah minyak nabati hidrogenasi (umumnya berasal dari kedelai)—salah satu minyak makanan yang paling merusak kesehatan yang pernah ada—dan yang benar-benar mendapat keuntungan dari kegemaran baru di bidang kesehatan ini hanyalah mereka yang bergerak di industri kedelai termasuk ASA.