Articles

28/11/2017

Share :

Minyak kelapa telah menjadi hal yang populer selama beberapa waktu. Didukung oleh sejumlah selebritas sebagai makanan super, lemak berbau tropis ini – yang sering dioleskan secara bebas ke kulit dan kulit kepala kita – adalah favorit banyak orang. Namun pertanyaannya tetap: apakah itu menyehatkan atau tidak?

Lemak mempunyai reputasi buruk untuk waktu yang lama dan kami diminta untuk memilih opsi rendah lemak. Namun keadaan tersebut akhirnya berbalik, mendorong kita untuk melihat lemak dari sudut pandang yang berbeda.

Hidup kami menjadi lebih sederhana. Kami belajar bagaimana menghindari lemak jahat (jenuh dan terhidrogenasi) dan mengonsumsi lemak baik (tak jenuh) untuk menjaga jantung dan arteri kita tetap sehat.

Kemudian pohon kelapa datang pada tahun 2003, dan airnya kembali berlumpur. Dianggap oleh sebagian orang sebagai makanan super namun baru-baru ini diberi label oleh American Heart Association (AHA) sebagai bagian dari kumpulan lemak tidak sehat, kontroversi terus berlanjut.

Lantas, apa saja fakta ilmiah di balik hype minyak kelapa, dan apa perkembangan terkininya?

Bahan rahasia: asam lemak 'rantai menengah'

Banyak klaim kesehatan seputar minyak kelapa berasal dari penelitian yang diterbitkan pada tahun 2003 oleh Marie-Pierre St-Onge, Ph.D. — seorang profesor kedokteran nutrisi di Universitas Columbia di New York City, NY.

Prof St-Onge menemukan bahwa pada wanita yang kelebihan berat badan, konsumsi asam lemak rantai menengah – seperti yang ditemukan dalam minyak kelapa – menyebabkan peningkatan pengeluaran energi dan oksidasi lemak dibandingkan dengan wanita yang mengonsumsi asam lemak rantai panjang atau jenuh.

Namun Prof. St-Onge menggunakan diet lemak yang diformulasikan khusus dalam penelitiannya, bukan minyak kelapa, dan dia tidak pernah menyatakan bahwa minyak kelapa adalah rahasia dari hasil yang terlihat dalam penelitiannya.

Rumor mulai beredar dan minyak kelapa dipuji secara luas sebagai makanan super.

Faktanya, sebuah penelitian tahun 2009 yang melibatkan 40 wanita menunjukkan bahwa 30 mililiter minyak kelapa – dikonsumsi setiap hari selama periode 12 minggu – meningkatkan kadar high-density lipoprotein (HDL) yang baik, disertai dengan penurunan lingkar pinggang.

Semakin banyak penelitian yang diikuti, gambarannya menjadi kurang jelas.

Berita Terkait

butuh bahan baku kelapa terbaik?